Minggu, 10 Januari 2010

mikrodermabrasi

Mikrodermabrasi pertama kali dikembangkan di Italia tahun 1985. Sejak saat itu mikrodermabrasi menjadi popular di Eropa dan Amerika. Jauh sebelumnya, masyarakat Yunani kuno telah mengenal teknik memperhalus kulit wajah dengan menggunakan masker yang dibuat dari partikel batu pualam.

Mikrodermabrasi merupakan suatu prosedur tindakan/ teknik yang menyebabkan terjadinya abrasi ringan pada lapisan luar kulit (epidermis, str.corneum) menggunakan tekanan tinggi partikel kristal.
Seiring dengan perkembangan permintaan pasar, berkembanglah beberapa bentuk teknik mikrodermabrasi, diantaranya crystal mikrodermabrasi (menggunakan partikel zincoxide/ alumuniumoxide/partikel organik lainnya), diamond mikrodermabrasi (metode yang sedang marak di pasaran akhir-akhir ini, menggunakan diamond sebagai partikel abrasifnya), dan home-mikrodermabrasi. Pada prinsipnya semua metode mikrodermabrasi itu sama-sama mengaplikasikan partikel-partikel di permukaan kulit sehingga terjadi proses eksfoliasi dari sel-sel epidermis yang mati, dan diharapkan dengan proses tersebut memicu perubahan molekular sehingga terjadi regenerasi dari sel-sel baru, pada beberapa sumber menyebutkan proses tersebut juga dapat memicu produksi kolagen namun belum banyak dibuktikan keberhasilannya pada beberapa studi.

Indikasi mikrodermabrasi
Seperti prosedur teknik kosmetik yang lain, pemilihan pasien untuk dilakukan tindakan ini merupakan suatu hal yang menjadi poin perhatian khusus. Mikrodermabrasi efektif untuk kondisi kulit superficial,
contohnya:
1. photoaging
klasifikasi photoaging dari Glogau
* Mild (typically aged 28-35 y)
o Little wrinkling or scarring
o No keratosis
o Requires little or no makeup
* Moderate (aged 35-50 y)
o Early wrinkling, mild scarring
o Sallow color with early actinic keratosis
o Requires little makeup
* Advanced (aged 50-65 y)
o Persistent wrinkling
o Discoloration with telangiectasias and actinic keratosis
o Wears makeup always
* Severe (aged 60-75 y)
o Wrinkling - Photoaging, gravitational, dynamic
o Actinic keratoses with or without skin cancer
o Wears makeup with poor coverage
2. kerutan halus wajah
3. scar (bekas luka)superficial
4. age-spot
5. acne
6. pori-pori lebar.
Untuk lesi yang lebih dalam( deep scar, kelainan pigmentasi) mikrodermabrasi kurang memberikan hasil nyata. Pilihan untuk deep lesion dapat dicoba denganmodalitas yang lain seperti dermabrasi, chemical peeling, atau laser resurfacing.

Kontraindikasi mikrodermabrasi :
penggunaan isotretinoin (Accutane) dalam jangka waktu 1tahun belakangan karena dapat meningkatkan resiko terjadinya scar ; infeksi virus herpes yang aktif; keganasan kulit ; dermatosis; beberapa kondisi keratosis.


Untuk mendapatkan hasil yang signifikan, prosedur ini membutuhkan setidaknya 5-12 kali tindakan, selain itu ketepatan dalam pengaplikasian alat oleh operator memberikan pengaruh yang cukup besar(operator hendaknya seseorang yang telah mengikuti trainee penggunaan mikrodermabrator). Dari beberapa studi didapatkan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, prosedur tindakan ini disertai dengan penggunaan treatment topikal tertentu, yang biasa dipakai antara lain tretinoin, AHA, asam retinoid , vitamin C. Pada kasus pasien dengan hiperpigmentasi dapat dipakai hydroquinon dengan persentase rendah selama jangka waktu antar tindakan pertama dan selanjutnya untuk memaksimalkan hasilnya.

Source: dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar